Selasa, 08 September 2015

The Boy Who Cried Wolf/Bocah Yang Berbohong Tentang Serigala

The Boy Who Cried Wolf
Once upon a time, a shepherd-boy, who watched a flock of sheep near a village, lied to the villagers by crying out, “Wolf! Wolf!” and when his neighbors came to help him, laughed at them. He did this for three or four times.
     The Wolf, however, did truly come at last. The Shepherd-boy, now really scarred, shouted in a real pannic: “come and help me; the Wolf is killing the sheep. Please help me”; but no one of the villager paid any attention to his cries, they think he was liying again. The Wolf then ate all the sheeps.
     The moral value is that there is no one believing a liar, even when he speaks the truth.
Bocah Yang Berbohong Tentang Serigala
Sekali waktu , seorang anak gembala, yang menyaksikan kawanan domba di dekat sebuah desa , berbohong kepada penduduk desa dengan berteriak , ” Serigala ! Serigala ! ” dan ketika tetangganya datang untuk membantu, dia menertawai mereka. Dia melakukan ini sebanyak tiga atau empat kali .
     Akhirnya, serigala, benar-benar datang. Si anak gembala, sekarang benar-benar takut , berteriak dalam dengan panik : ” kesini dan bantu saya , serigala membunuh domba Tolong bantu saya . ” ; tapi tidak ada salah satu warga yang perduli kepada tangisannya , mereka pikir dia berbohong lagi. Serigalapun memakan semua domba .
     Nilai moralnya adalah  bahwa tidak ada satuorang pun yang percaya pada pembohong , bahkan ketika ia berbicara sebenarnya .
Read More ->>

The Wolf in Sheep’s Clothing/Serigala Berbulu Domba

The Wolf in Sheep’s Clothing
A Wolf found it hard in getting at the sheep owing to the vigilance of the shepherd and his dogs. But one day he found the skin of a sheep that had been flayed and thrown aside, so he wear it on and strolled down among the sheep.
     The other sheep did not know that he was actually a wolf in the Sheep’s clothing. He succeeded in deceiving the sheep. The wolf then bit one of the shep. He took the shep to the forrest and ate her.
     The wisdom is that appearances can be deceptive.
Serigala Berbulu Domba
Seekor Serigala merasa kesulitan dalam mendapatkan domba karena kewaspadaan gembala dan anjing . Tapi suatu hari ia menemukan kulit domba yang telah dikuliti dan dibuang. sehingga ia memakainya dan berjalan menyusupantara domba .
     Domba-domba lain tidak tahu bahwa dia sebenarnya serigala berbulu domba. Dia berhasil menipu domba . Serigala kemudian menggigit salah satu domba tersebut. Dia membawa domba ke hutan dan memakan nya .
     Nilai moralnya adalah bahwa penampilan bisa menipu .
Read More ->>

The Tortoise and the Rabbit/Kura-kura dan Kelinci

The Tortoise and the Rabbit
The rabbit was once boasting of his speed.  “I am the fastest animal in this forest. Who dare to race with me?”
 A  Tortoise heard that and said “I accept your challenge.”
  “Is it a joke,” said the rabbit; “You are so slow.”
   “Keep your boasting till you’ve won,” answered the Tortoise. “Shall we race?”
     So they finnaly had a race. The rabbit darted almost out of sight at once, but soon stopped and, to show his contempt for the Tortoise, lay down to have a nap.
The Tortoise plodded on and plodded on, and when the rabbit awoke from his nap, he saw the Tortoise just near the winning-post. The rabbit running to catch the tortoise, but he was late. The tortoise win.
     Then the Tortoise said wisely: “Slow but steady progress wins the race.”
Kura-kura dan Kelinci
Kelinci sedang menyombongkan kecepatannya . ” aku hewan tercepat di hutan ini . Siapa yang berani untuk balapan dengan ku ? “
 Seekor kura-kura mendengar itu dan berkata ” aku menerima tantangan mu . “
  ” Apakah itu sebuah lelucon , ” kata kelinci ; ” Kamu sangat lambat . “
   ” Bicaralah kalau kamu sudah menang, ” jawab kura-kura . ” Bagaimana kalau kita balapan ? “

     Jadi mereka akhirnya memulai perlombaan . Kelinci melesat cepat hampir tidak terlihat, tapi segera berhenti dan , untuk mengejek kura-kura , dia berbaring untuk tidur siang .
Kura-kura dengan susah payah berjalan , dan saat kelinci terbangun dari tidur siangnya , ia melihat kura-kura sudah dekat garis finis . Kelinci berlari  untuk mengejar kura-kura , tapi dia terlambat . Kura-kura menang .
     Kemudian Kura-kura berkata bijak : ” Lambat tapi stabil akan memenangkan perlombaan . “
Read More ->>

The Fox and The Parrot/Serigala Dan Beo

The Fox and The Parrot
     One upon a time, in a morning, a Fox once saw a parrot fly off with a piece of bread in its beak and settle on a branch of a tree. The fox wanted the bread so he thougt for an idea. Then he got one.
     “Good morning, Mistress parrot,” he gret the parrot. “I heard your voice is the most beautifull among the birds.  let me hear but one song from you”
     The parrot became proud of herself, and start to sing.But the moment she opened her mouth the bread fell to the ground. The fox took the bread.
The fox laughing. Then he said “That was all I wanted. In exchange for your bread I will give you a piece of advice for the future: “Do not trust flatterers.”
Serigala Dan Beo
Satu waktu, di pagi hari , seekor rubah  melihat burung beo terbang dengan sepotong roti di paruhnya dan hinggap di cabang pohon . Rubah ingin roti itu sehingga ia mencari ide . Lalu ia punya satu .

     ” Selamat pagi , burung beo Nyonya , ” katanya menyapa burung beo . ” Saya mendengar suara Anda adalah yang paling indah antara burung-burung . Biarkan aku mendengar satu lagu dari Anda “

     Burung beo menjadi bangga dengan dirinya sendiri , dan mulai bernyanyi .Tapi saat dia membuka mulutnya roti jatuh ke tanah . Rubah mengambil roti .

Rubah tertawa . Lalu ia berkata ” Itu yang saya inginkan Sebagai ganti untuk roti Anda saya akan memberikan nasihat. ” . Jangan terlena pujian orang. “
Read More ->>

Teory Big Bang

Menurut Teori Big Bang, alam semesta lahir sekitar 13,8 miliar tahun lalu. Segala sesuatu yang ada saat ini diperkirakan berasal dari titik padat, kecil, dan superpanas -- sebuah materi yang tertekan atau dipampatkan hingga menjadi titik yang kecilnya tak terbatas -- yang disebut singularitas (singularity).

Bola api itu lalu meledak dan kemudian memunculkan alam semesta dalam bentuknya yang paling primitif, paling awal.  

Singularitas muncul dari perhitungan berdasarkan teori Einstein, Relativitas Umum dan persamaan lain, yang disebut Persamaan Raychaudhuri -- yang dikembangkan pada tahun 1950 oleh fisikawan Amal Kumar Raychaudhuri. 

Berdasarkan gabungan teori tersebut, seluruh materi di alam semesta pada awalnya adalah sebuah titik: singularitas Big Bang. 

Namun kini, Teori Big Bang ditentang. 

Ahli fisika teoritis di University of Lethbridge di Alberta, Kanada, Saurya Das menawarkan formulasi baru, yang menyebut bahwa alam semesta mungkin tak pernah mengenal awal. 

Jika teori itu benar, mungkin pembentukan alam semesta tidak diawali dengan sebuah ledakan besar (big bang). 

"Teori kami memenunjukkan bahwa usia alam semesta mungkin tak terbatas," kata dia, seperti Liputan6.com kutip dari situs sains LiveScience, Jumat (27/2/2015). 

Konsep baru tersebut juga bisa menjelaskan apa sebenarnya penyusun dark matter (materi gelap) -- materi misterius, tak terlihat yang diyakini menyusun sebagian besar alam semesta.  

Saurya Das menambahkan, konsep singularitas Big Bang mungkin tak sepenuhnya benar. Dalam formula Einstein, hukum fisika memecahkan apa yang terjadi sebelum singularitas. Namun, para ilmuwan mengeneralisasi seolah-olah persamaan fisika masih berlaku. Demikian ungkap Robert Brandenberger, ahli kosmologi teoritis dari McGill University, Montreal, yang tak terlibat dalam studi. 

"Jadi ketika kita mengatakan, alam semesta bermula dari sebuah ledakan besar, sejatinya kita tak punya hak untuk mengatakannya," kata dia kepada LiveScience. 

Ada lagi masalah lain dalam dua teori yang paling dominan, mekanika kuantum dan relativitas umum, tidak dapat didamaikan. Mekanika kuantum mengatakan perilaku partikel subatom kecil pada dasarnya tak menentu. Hal ini bertentangan dengan teori  relativitas umum Einstein yang deterministik, yang berarti sekali hukum alam diketahui, masa depan adalah akibat yang ditentukan oleh masa lalu. 

Dan, tidak ada teori yang menjelaskan apa itu sebenarnya materi gelap (dark matter). 

Koreksi Kuantum

Saurya Das dan koleganya berupaya menyelesaikan sejumlah masalah. Untuk melakukannya, mereka menggunakan cara lama memvisualisasikan mekanika kuantum, yang disebut mekanika Bohmian -- yang mengandung variabel tersembunyi yang menentukan perilaku aneh dari partikel subatomik. Dan tak seperti formula lain dalam mekanika kuantum, ia menyediakan cara untuk mengkalkulasi lintasan partikel. 

Memanfaatkan bentuk kuno dari teori kuantum, para ahli mengkalkulasi 'koreksi kecil' yang bisa dimasukkan dalam teori relativitas umum Einstein. 

Jadi, apa kesimpulannya? 

Berdasarkan formulasi baru, tak ada singularitas, dan bahwa usia alam semesta tak terhingga tuanya. 

Das menambahkan, salah satu cara untuk menafsirkan istilah koreksi kuantum dalam persamaan mereka terkait dengan kepadatan dark matter

Jika demikian, alam semesta mungkin berisi superfluid yang terdiri dari partikel hipotesis, misalnya partikel pembawa gravitasi yang disebut graviton, atau partikel sangat dingin dan mirip 'hantu' yang disebut axion. 

Salah satu cara untuk menguji teori yang mereka hasilkan adalah melihat bagaimana materi gelap didistribusikan di alam semesta, lalu membandingkan kecocokannya dengan superfluid. 

"Jika hasil yang kami dapatkan cocok, bahkan jika hanya 'kira-kira', itu akan sangat luar biasa," kata Das. 

Bagaimanapun, persamaan tersebut hanya salah satu cara untuk merekonsiliasi mekanika kuantum dan relativitas umum. Dan di sisi lain, alam semesta dalam suatu waktu pernah berukuran sangat kecil dan panas. 

"Fakta bahwa ada bola api sangat panas di masa awal pembentukannya: itu telah terkonfirmasi," kata Robert Brandenberger. Namun, ketika Anda berusaha kembali ke singularitas, saat itu lah masalah muncul."

Teori baru yang ditawarkan Saurya Das dan koleganya dijelaskan dalam makalah yang dipublikasikan jurnal ilmiah Physical Letters B, pada 4 Februari 2015 lalu. ***Skype
Read More ->>